HUMAS-Dr. Alhamuddin, M.M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba menjadi pembicara dalam ICCE (International Convention of Contemporary Education) 2023 pada 9 Agustus 2023 secara online. Acara tersebut diselenggarakan oleh Jabatan Agama Islam Perak, Jabatan Pendidikan Politeknik dan Kolej Komuniti, Jabatan Pendidikan Negeri Perak, Kolej Komuniti Chenderoh Perak, Fakulti Pendidikan Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Persatuan Intelektual Muslim Malaysia.
Beliau menyajikan materi tentang pendidikan kontemporer dengan pembicara lainnya yang berasal dari Malaysia, Brunei, Thailand, dan Turki. Materi yang dibahas dalam kesempatan tersebut berjudul “Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di Perguruan Tinggi di Indonesia. Beliau memulai paparannya mengenai problem pendidikan yang dihadapi saat ini. Problem tersebut diantaranya mengenai krisis pembelajaran yang belum mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, adanya pandemic covid 19 yang memperparah keadaan sehingga ada fenomena learning loss dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran, dan minimnya serapan lulusan perguruan tinggi di berbagai sektor karena ketidaksiapan lulusan. Menurutnya, program MBKM merupakan langkah yang baik untuk mengatasi persoalan tersebut. MBKM dinilainya “merupakan strategi mengurangi kesenjangan antara kapasitas penyelenggara PT dengan tuntutan kualifikasi lulusan dengan menggunakan peran pemangku kepentingan di luar kampus yang lebih mumpuni melakukan itu.” Beliau juga menjabarkan bahwa MBKM memberikan kebebasan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
“Kampus Merdeka memberikan pengalaman kegiatan praktik di lapangan, dapat mengeksplorasi pengetahuan dan kemampuan di lapangan, belajar dan memperluas jaringan, serta menimba ilmu langsung dari mitra berkualitas” tuturnya. Selain dengan memanfaatkan program MBKM, perguruan tinggi harus mengacu kepada 8 IKU untuk mengejar ketertinggalan dan fokus juga mempercepat pencapaian indikator kerja dengan melibatkan praktisi, kolaborasi yang intensif dan 8+i link & match, yaitu keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi.