Kajian Al-Qur’an QS. Asy-Syura/42: 39-43

Bismillaah
PERCIKAN AL-QUR’AN (2)

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَابَهُمُ ٱلْبَغْىُ هُمْ يَنتَصِرُونَ O
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ O
وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍO
إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَظْلِمُونَ ٱلنَّاسَ وَيَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ O
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ O

39. Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.
40. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
41. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka.
42. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.
43. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan

Faidah
Allah tidak menyukai perbuatan zhalim. Diri-Nya tidak pernah memperlakukan makhluk-Nya secara zhalim, karenanya tidak ada contoh rabbaniyah mengenai perbuatan zhalim kepada sesama makhluk. Namun karena manusia memiliki nafsul ammarah bis-suu maka terjadilah perilaku-perilaku zhalim karena manusia memperturutkan hawa nafsunya.

Dalam ayat diatas Allah menyebutnya dengan.” orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak ”.

Di dalam QS. As-Syura ini dinyatakan bolehnya seseorang membela diri ketika dizhalimi. Bahkan sebagian mufassir menyebutkan pembelaan diri adalah bagian dari marwah, kehormatan dan kewibawaan orang beriman. Dia tidak boleh merendahkan dirinya, menunjukkan kelemahan dan menghinakan kehormatan imannya. Karena sesungguhnya orang beriman itu harus dijaga harta, jiwa, dan kehormatannya.

Ada tiga level dalam membela diri ketika dizhalimi.
Pertama tingkatan adil , yaitu membalas kezhaliman dengan kezhaliman serupa, tidak lebih dan tidak kurang. Hal ini bisa dilakukan apabila sikap baik-baik tidak mengubah perlakuan dan tindakan si penzhalim;

Kedua , tingkatan keutamaan , yaitu memberi pemaafan dan membangun perdamaian dengan yang pihak yang berbuat kesalahan sepanjang pemberian maaf tersebut mendatangkan perbaikan bagi si penzhalim, serta menghasilkan kemaslahatan yang lebih besar dibanding dengan melakukan pembalasan, dengan motif tentunya mengharapkan ridha dan bonus pahala dari Allah. Maka dari itu Allah berfirman, ” maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah ”;

Ketiga , tingkatan kezhaliman yaitu melakukan pembalasan kepada pelaku kezhaliman namun dengan balasan yang melebihi kezhaliman yang diterimanya. Tindakan ini tidak boleh dilakukan dan sangat tidak disukai-Nya.

Semoga Allah menuntun kita untuk tidak melakukan kezhaliman dalam hal apapun pada apapun dan kepada siapapun, mampu menggapai keutamaan ketika mendapatkan perlakuan zhalim dari orang lain, atau berbuat adil sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran yang diajarkan-Nya. Aamiin.??* – AAF

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top